Selasa, 09 Oktober 2018

Peran Orangtua Menyikapi Dampak Positif Dan Negatif Gadget Untuk Anak Era Digital


Mengikuti perkembangan teknologi di era digital sah-sah saja. Semua kebutuhan pun sudah beralih ke gadget dan betapa pentingnya koneksi internet dengan adanya media online. Sebagai contoh, bisa dibuktikan dengan kehabisan kuota internet, secara spontan kita pasti merasa resah dan galau. Karena kita tidak bisa lagi mendapatkan info baik media sosial dan group chit-chat. Hal ini menandakan waktu kita lebih banyak memegang dan menggunakan gadget. 


Peran Orangtua Az-Zahra Madu Premium
Dunia digitalisasi yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Kenapa demikian?. Karena dengan media digital online orang bisa melakukan apa saja lebih mudah dan praktis. Hanya dengan modal gadget konektivitas terhubung apapun ada dalam genggaman kita. Sudah pasti membuat kita mendewakan gadget. Yang menjadi pertanyaannya adalah Bagaimana cara kita mengatasi dampak gadget bagi kehidupan saat ini khususnya bagi perkembangan anak?.


Pengalaman saya sendiri, pertama sekali memiliki gadget saat berumur 17 tahun ketika saya duduk dibangku kelas 3 SMA. Tapi masih gadget yang jadul khusus buat telepon dan SMS saja. Itupun sudah bahagia sekali dan momentnya saya hendak merantau ke Bandung untuk kuliah. Tapi biasa saja dan tidak terlalu heboh masa-masa itu. Paling heboh malah main games online (saya termasuk manik games di jaman kuliah). Dibandingkan masa sekarang menurut survey Indonesia salah satu negara yang sangat tinggi konsumtif terhadap gadget. Sebagai buktinya kita bisa lihatlah ya anak-anak era digital katanya dengan istilah "Nggak Kece".


Istilah tersebut menggambarkan bahwa sebegitu besarnya dampak dari gadget yang menyita perhatian anak penerus bangsa. Memang tidak selamanya gadget itu jadi negatif. Banyak pula sisi positifnya. Hanya saja kita sebagai orangtua masih kurang tegas dan bijak mengedukasi anak akan penggunaan dan pemanfaatan gadget tersebut.


Dengan rasa penasaran yang tinggi, secara rating pun ibu-ibu termasuk saya yang mengikuti era digital pun sangat suka dengan tema-tema parenting. Banyak hal yang perlu digali dan diketahui untuk bekal dan modal dasar masa depan anak. Minggu kemaren saya mengikuti workshop ilmu berharga di bilangan kota Tangerang Selatan tepatnya di Toyota Trust Building Bintaro yang bertajuk "Peranan Orang Tua Dalam Pengaruh Gadget di Era Digital" (07/10). Turut menghadirkan RR Finandita Utari, M.Psi, Psikolog., CTC., CGA seorang psikolog, konsultan pendidikan dan anggota dari Terapis Perilaku (ABA-Australia) yang diselenggarakan oleh Srikandi Muslimahpreneur Community, Komunitas Indonesia Social Blogpreneur dan Az-Zahra Honey Premium


Peran Orangtua Az-Zahra Madu Premium
RR Finandita Utari, M.Psi, Psikolog., CTC., CGA seorang psikolog,
konsultan pendidikan dan anggota dari Terapis Perilaku (ABA-Australia) 

Semua peserta workshop pun sangat serius dan antusias mendengarkan pemaparan dari Ibu Finandita mengenai dampak sisi negatif dan positif penggunaan gadget keseharian anak. Bagaimana cara mengedukasi pemanfaatan gadget bagi anak. Sepertinya para peserta banyak yang mengalami dan dilema ketika anak rewel solusi tercepatnya adalah memberikan gadget supaya anteng. Apakah harus demikian peranan orangtua?


Menurut Ibu Finda, Anak jaman now atau anak generasi jaman Z sangat banyak dampak pengaruh dari perkembangan teknologi. Mungkin anak kita sering mengatakan "Mama kenapa gak boleh ini gak boleh itu". Nah, peran orangtua disini sangat penting bagaimana kita mengedukasi anak melalui penyampaian jawaban seperti "Nak, kalau begini nanti jadi begini trus kalau begitu nanti hasilnya akan jadi begitu". 


Ibu dari 3 orang anak ini mengatakan bahwa "Anak boleh menggunakan gadget tetapi dengan aturan-aturan yang disepakati dan harus diterapkan serta bagaimana menggunakan gadget tepat sasaran untuk mencerdaskan otak anak". Nah, anak generasi digital dalam hal apapun, kita orangtua harus memberikan informasi sedetail-detailnya. Dampak negatif pengaruh perkembangan teknologi membuat anak :


  1. Berpengaruh pada sel saraf motorik anak, karena terlalu sering main gadget perkembangan motorik anak kurang. 
  2. Perkembangan fisik anak yang mengakibatkan obesitas dan kurang gizi. Diakibatkan malas bergerak dan main games terlalu dominan. Mengakibatkan malas untuk makan dan terlalu sering menunda-nunda segala hal.
  3. Perkembangan neurologi dan life skill anak terganggu seperti tidak mandiri dalam mengerjakan sesuatu.
  4. Perkembangan kognitif cenderung kritis. Anak akan bawel dengan istilah "Apa-apa dilarang". Hal ini disebabkan karena kita sebagai orangtua tidak menjelaskan dan mengedukasi anak tentang manfaat dan funsionalitas gadget.
  5. Perkembangan bahasa. Seiring perkembangan gadget bahasa anak juga mengikuti cenderung kurang sopan dalam hal berbicara misalnya : mengucapkan salam saat keluar masuk rumah atau menyahut panggilan orangtua dengan nada keras.



Peran Orangtua Az-Zahra Madu Premium
Anak harus dibatasi dengan aturan yang disepakati bersama kata RR Finandita Utari

Melalui dampak negatif penggunaan gadget yang harus kita edukasikan kepada anak. Mungkin bisa dengan persepsi lain memberikan reward pada anak seperti pelukan untuk pemberi semangat. Memberikan kata-kata penyemangat untuk anak. Giving the best for future. Hindari memberikan dan menjanjikan atau mengiming-iming anak. Karena fatal sekali akibatnya, anak akan selalu menagih lebih dari yang kita janjikan.


Sebagian orangtua It's Ok dengan pernyataan ini tapi banyak juga yang resah. Karena anak akan menjelaskan alasannya "Mama Papa pergi pagi pulang malam, jadi aku berteman aja dengan games habisnya aku gak punya teman". Perkataan ini lumayan menampar ya. Tapi apapun yang menjadi kebiasaan dan keadaan anak, kita orangtua harus memberikan batasan atau peraturan dalam penggunaan gadget. Apalagi sekarang ini anak sudah sangat jarang membaca buku karena selalu nyaman dan senang dengan gadget. Sehingga pelajaran pun mengalami penurunan.


Jawaban yang paling menarik untuk pertanyaan "Apa yang menjadi solusinya supaya anak kita terlepas dari gadget"?. Kita sebagai orangtua harus peka akan anak. Kita bisa melihat dn tahu anak suka apa misalnya suka berenang, main gendang, melukis dan menyanyi. Boleh kita ikuti tidak menjadi masalah kalau sekali dua minggu bawa berenang atau kita sediakan alat lukis dan kita buatkan khursus main musik atau menyanyi. Anak akan lebih bahagia ketika sudah tahu apa yang menjadi kesukaannya. Anak yang pasif juga perlu orangtua edukasi dengan membawa ke arena permainan yang ada trampolin, flying fox supaya anak berteriak mengeluarkan suara. Sehingga anak dapat mengekspresikan apa yang ada dalam pikirannya.


Gadget pun bisa edukasikan kepada anak kegunaannya dalam kehidupan seperti penunjang materi belajar, tergabung dengan koneksi hobi yang sama, akses informasi yang positif (beasiswa, materi ajar, program amal, kegiatan sosial), mempelajari teknologi baru.


Ibu Finda untuk mengedukasi anaknya dalam hal gadget menerapkan aturan waktu-waktu penggunaan gadget pada anaknya. Di hari sekolah, anak hanya boleh menggunakan gadget untuk berkomunikasi selama satu jam. Pada hari libur atau weekend anak bisa bermain gadget. Baik itu dalam mengerjakan tugas sekolah namun tetap dalam pengawasan dan pendampingan orangtua supaya anak bisa fokus pada tugas pelajarannya dan tidak memanfaatkan gadget untuk hal-hal lainnya. 


Peran Orangtua Az-Zahra Madu Premium
H. Budi Suhendrio, seorang muslimpreneur dan CEO dari Az-Zahra Honey Premium

Workshop pun semakin seru dengan hadirnya Bapak H. Budi Suhendrio, seorang muslimpreneur dan CEO dari Az-Zahra Honey Premium. Mungkin kita belum pernah mendengar Az-Zahra Honey Premium. Az-Zahra Honey Premium merupakan produk madu yang mengandung semua kebaikan lebah yaitu madu alam murni, propolis, royal jelly dan bee polen dalam satu kemasan. Berdasar pada keyakinan manfaat dari olahan cairan dari perut lebah inilah Az-Zahra Honey Premium lahir dan telah dilengkapi dengan layak konsumsi dengan label halal. 


Peran Orangtua Az-Zahra Madu Premium
Az-Zahra Honey Premium

Seperti sekarang serba digital, Az-Zahra Honey Premium memanfaatkan gadget dan media online sebagai sarana pemasaran. Bapak Budi menerapkan dan mendidik jiwa kewirausahaan kepada anak dan para reseller-nya dengan semangat syiar sehat melalui gadget. Dengan demikian, para reseller Az-Zahra Honey Premium menggunakan gadget dan internet tidak hanya untuk bermain-main saja, tetapi ada target pekerjaan dan target bisnis yang harus dicapai. Tentu dengan reward-reward menarik dan fantastis.


Az-Zahra Honey Premium berupaya untuk menggabungkan madu murni, propolis, royal jelly dan bee pollen sebagai manfaat terbaik bagi konsumennya. Sukses berbisnis online, beliau meraup omzet dari penjualan yang mencapai 1.000 botol per bulan. Harga per botol Rp.150.000 sangat sebanding dengan manfaat kesehatan yang didapat dari madu ini. Bagi re-seller bisa banget ikut berbisnis dengan fee Rp.45.000,- per botol sangat menarik sekali ya. 


Peran Orangtua Az-Zahra Madu Premium
Bapak Budi, Pemenang Live Instagram dan Ibu Finandita

Nah, berbisnis halal pun akan memberikan yang halal pula. Mari kita manfaatkan media digital menjadi usaha pendapatan dengan bisnis yang menjanjikan dan terpercaya.


#Sharing_SMC
#AzZahraHoneyXISB
#AzZahraHoneyPremium

14 komentar:

Elva Susanti mengatakan...

Orangtua memang berperan penting ya mbak dalam perkembangan anak2 di era digital seperti sekarang ini. Smg anak2 paham akan maksud dan tujuan kita (selaku orangtua) dalam membatasi penggunaan gadget tersebut

Nia K. Haryanto mengatakan...

Duh, mengkhawatirkan emang ya anak-anak sekarang. Udah candu sama gadget. Jadi PR besar aku nih supaya bisa ngatur anak soal gadget. Tipsnya saya coba deh.

Lili mengatakan...

Gadget dan anak-anak seperti kata yang tak bisa di lepaskan. Tinggal kitanya harus lebih cerdas dari anak-anak

Fenni Bungsu mengatakan...

Boleh anak-anak menggunakan Gadget yang penting dibatasi pemakaiannya, jangan berlebihan hingga lupa

April Hamsa mengatakan...

Anak zaman now emang susah lepas dr gadget, yg penting kontrol ya, trus kalau bisa emamg diarahkan ke kegiatan lain yang positif yang sesuai hobinya supaya gak gadget mulu yg dipegang.

Adi Pradana mengatakan...

Saya mencoba untuk membatasi penggunaan gadget pada anak saya agar tidak ketergantungan

Mildaini mengatakan...

aku juga ga bisa melarang anak, tapi ya tetap ketat aturan kalo soal main henpon dan hanya di waktu2 tertentu

Ira Hamid mengatakan...

anakku pernah kecanduan gadget, tapi setelah gadgetnya rusak (dan gak kami perbaiki) akhirnya sekarang udah gak pegang gadget lagi :)

rizki mengatakan...

wow.. jangan sampe kecanduan gadget.. biarkan mereka bermain denghan alaminya mba

Elly Nurul mengatakan...

Sebenernya gadget itu jika dipergunakan dengan baik dan dengan pengawasan orangtua tidak berdampak buruk bahkan membantu hal-hal yang kita tidak ketahui. Disiplin dan komitmen menjadi kunci dalam penggunaan gadget anak jaman now

catatan elisakoraag mengatakan...

Dampak negatif gadget bisa dihentikan atau fiminimaljan jika ortu berperan dlm mendamoungi

Ade UFi mengatakan...

Saya sih membatasi pemberian gadget dengan waktu. Dan saya selalu ada dekat anak saat mereka pegang gadget. Saya selalu bilang, internet itu fungsinya utk kamu cari tau tentang pelajaran. Banyak kok ilmunya.

Elvina Yanti mengatakan...

meskipun belum jadi orang tua, tapi dirumah anak adik masih sd gitu. peran orang orang terdekat yang ada dirumah sangat membantu banget untuk masa pertumbuhannya. karena emang anak anak itu copy paste banget..

Mukhofas Al-Fikri mengatakan...

tidak semua orang sadar akan hal ini dalam arti pola penting tentang pendidikan anak.

orang tua masih mencari banyak hal gimana cara mendidik anak dan menjadikan mendewasa dan mandiri.

saya rasa setiap pribadi harus selalu belajar dari sumber terbaik termasuk belajar cara mendidik anak ya bunda

HokBen+ (Plus) Hadirkan Inovasi Petualangan Kuliner Rasa ala Jepang yang Melezatkan dan Nikmati Suasana Baru Pertama di Indonesia

  𝗛𝗞ð—ļð—Ŋð—ēð—ŧ+ ð—Ģð—đ𝘂𝘀 Petualangan Rasa yang Melezatkan dan Nikmati Suasana Baru ð—Ģð—ēð—ŋ𝘁ð—Ūmð—Ū ð—ąð—ķ 𝗜ð—ŧð—ąð—žð—ŧð—ē𝘀ð—ķð—Ū Penikmat kuliner, p...