Saya Berani... Saya Sehat...
Ada Obat... Ada Jalan...
Kata-kata ini membuat saya untuk semangat hidup sehat. Dengan menjaga diri dari ancaman segala penyakit. Meskipun segala penyakit pasti ada obat dan ada jalan. Tapi masih banyak masyarakat yang memiliki paradigma berbeda akan penyakit menular dan berbahaya seperti HIV AIDS.
Saya berani Saya Sehat, Ada Obat Ada Jalan, ARV Obat HIV AIDS |
Apa yang terlintas dalam pikiran kita jika mendengar seseorang menderita HIV AIDS? Kalau saya langsung berpikiran penyakit yang sangat berbahaya dan menular. Jika melakukan kontak atau bersentuhan badan bahkan menggunakan fasilitas umum secara bersama akan terindikasi penyakit HIV AIDS. Tapi itu dulu sebelum ditemukan obat mengatasinya.
Dalam memperingati hari HIV AIDS se-Dunia 2018, Kemenkes RI mengajak blogger mengunjungi Lapas Narkotika Cipinang Kelas II A Jakarta, 17 Desember 2018. Untuk menyebarkan edukasi bagaimana penyembuhan penyakit HIV AIDS bagi ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) melalui tulisan dan juga berbagi di media sosial. Agar paradigma masyarakat bisa teratasi dan tahu bahwa HIV AIDS itu dapat disembuhkan.
ODHA atau Orang Dengan HIV AIDS adalah panggilan untuk mereka yang didalam tubuhnya ada virus HIV AIDS.
Diskusi HIV AIDS di Lapas Narkotika Cipinang terhadap Perkembangan Penanganannya |
Dengan tema "Saya Berani, Saya Sehat dan Ada Obat, Ada Jalan" ada secercah harapan bagi ODHA untuk bangkit berdiri kembali untuk sehat. Begitu juga dengan para narapida Lapas Narkotika Cipinang yang sekarang ini banyak kasus terhadap HIV AIDS.
Dalam diskusi yang dihadiri oleh Dr. Yusman Akbar H selaku Koordinator Dokter Lapas mengatakan bahwa di tahun 2008, terdapat 90 penghuni lapas meninggal pertahun karena HIV/AIDS dan di tahun 2018, angka kematian akibat HIV/AIDS menurun menjadi 3 orang. Hal ini pertanda penyakit HIV AIDS sudah teratasi dengan baik.
Dr. Yusman Akbar H Koordinator Dokter Lapas |
Salah satu melakukan program layanan HIV AIDS secara komprehensif dari Kementrian Kesehatan sebagai dukungan layanan program seperti meningkatkan capacity building, yaitu pelatihan bagi dokter dan perawat di Lapas Rutan untuk meningkatkan pemahaman terhadap program HIV.
Jujur baru pertama kali ini saya masuk Lapas Narkotika Cipinang dengan melewati pengawalan ketat. Bapak Asep Sutandar A.Md Ip, S.Sos, M.Si selaku Kepala Lapas mengatakan bahwa "Lapas Narkotika Cipinang merupakan lapas yang dihuni oleh binaan dengan kasus narkotika. Jumlah narapidana 2453 orang dari kapasitas 1084. Sebuah tantangan bagi petugas lapas untuk senantiasa melayani warga binaan dalam kesehatan. Terutama warga binaan yang mengidap HIV. Wah sudah melebihi kapasitas ya. Kalau begini keadaannya perlu banget nih panti rehabilitasi untuk ODHA.
Bapak Asep Sutandar A.Md Ip, S.Sos, M.Si selaku Kepala Lapas |
Bagaimana Cara Mengetahui ODHA di Lapas Narkotika Cipinang?
Lilik Sujandi BcIP, SIP, MS selaku Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi Lapas Cipinang mengatakan bahwa "Saat ini jumlah penghuni lapas ODHA sebanyak 404 orang, pada tahun 2003 lapas bekerja sama dengan kementrian kesehatan. Kegiatan terkait HIV konsisten tidak pernah berhenti.
Lilik Sujandi BcIP, SIP, MS Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi Lapas Cipinang |
Dengan menerapkan zero discrimination pihak lapas dapat meminimalisir angka stigma dan diskriminasi kepada warga binaan ODHA. Awalnya pihak petugas lapas masih menutupi dan bahkan menjauhi para ODHA. Kini para staff dan penjagaan sudah terbiasa bergaul dengan para narapidana ODHA.
Narapidana ODHA tidak boleh dibedakan dengan narapidana yang normal atas layanan pendidikan, pembinaan dan kemandirian. Semuanya sama rata tanpa ada perbedaan. Narapidana ODHA bisa menjadi model inspiring untuk para narapidana lainnya bahwa mereka yang terjangkit HIV masih mempunyai semangat yang luar biasa.
Mulai dengan Tes HIV, Saya Berani Saya Sehat |
Program terbaru yang dicanangkan bersama Kemenkes yaitu test and treat. Dengan adanya program ini dapat membuka ruang data lebih luas kelompok rutan dan kelompok yang mendapatkan kemampuan terkait dengan penanganan ODHA. Lapas dan Rutan sudah membuka diri dengan kebijakan di permasyarakatan khususnya HIV dan AIDS.
Bagaimana Cara Penularan HIV AIDS?
Seperti yang kita ketahui Lapas Narkotika sudah menjadi sarang tempat berkumpulnya para HIV AIDS yang menular dari pemakaian jarum suntik bersamaan, hubungan seksual dengan berganti pasangan, melalui darah dan juga organ tubuh, ditambah lagi pada Ibu hamil positif HIV AIDS ke bayinya. Bukan melalui ciuman, berpelukan, berpegang tangan, satu alat makan, gigitan nyamuk, tinggal serumah bahkan menggunakan fasilitas umum ataupun dirumah. Itu semua mitos, membuktikan sangat sulit orang tertular HIV-AIDS.
Melalui diskusi ini pihak Lapas dan Kemenkes yang dihadiri oleh Dr. Wiendra Waworuntu selaku Direktur PML akan bersinergi dalam menekan mata rantai HIV AIDS dan mencegah penularan virus di Lapas Cipinang. Dengan cara Tim medis Lapas Cipinang sudah mengadopsi semua layanan kesehatan yang didukung oleh Kemenkes. Pertama sekali dilakukan untuk warga lapas yaitu screening. dan ini wajib dilakukan supaya dapat diketahui penyakitnya dan cara penanganannya.
Dr. Wiendra Waworuntu selaku Direktur PML |
Bagaimana Cara Mengobati HIV AIDS?
Stigma masyarakat berkata dan berpikiran HIV AIDS ini tidak berguna dan merupakan sampah masyarakat. Sekarang tidak lagi lho, kita harus mendukung mereka. Seperti warga binaan lapas narkotika, jika terbukti positif HIV, maka akan diberikan pengobatan ARV secara berkala dan dikonsumsi seumur hidup. Dalam pengobatan ini Kemenkes mensupport dalam bentuk kerja sama dengan lini sektor Puskesmas dan Rumah sakit pengampu yang ditunjuk sebagai pengayoman untuk mengampu obat-obatan ARV.
Ibu Wiendra Waworuntu mengatakan HIV sudah ada obatnya yaitu Antiretroviral (ARV) ODHA dapat segera memulai terapi ARV begitu terdiagnosa. HIV AIDS tidak perlu ditakuti bahkan ODHA tidak perlu dijauhi. Penyakit HIV AIDS bisa di cegah dengan tidak melakukan hubungan seks dengan berganti pasangan dan bergantian jarum suntik.
HARUS DISIPLIN dan eelalu konsumsi ARV setiap hari dan seumur hidup. Patuh terhadap pengobatan dan peraturan pengobatan. Maka secara berangsur-angsur hidup akan lebih sehat.
Biasanya kebanyakan terserang penyakit HIV AIDS adalah kaum pria yang suka sekali bergonta-ganti pasangan secara bebas. Dan menggunakan jarum suntik secara bergiliran. Belajarlah untuk setia pada satu pasangan dan jauhi narkoba.
Kisah Seorang Narapidana berstatus HIV
Nah, apa yang terlintas dalam pikiran kita, jika ODHA pengen sekali bertobat untuk menyembuhkan diri? Mungkin kebanyakan tidak akan ada yang percaya karena terlalu banyak kebohongan yang diperbuat. Begitu juga dengan Wesli ketika besar niatnya untuk sembuh satupun keluarganya tidak ada yang percaya. Bahkan sekedar mendampinginya untuk berobat saja tidak ada yang mau. Malah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari masyarakat.
Wesli Seorang Narapidana berstatus HIV seorang ODHA |
Wesli seorang pecandu narkotika jenis delophine sejak dibangku SMP kelas 2. Mulai aktif menggunakan jarum suntik akhir tahun 1999. Pemuda yang berpikiran masa depan akan cerah dengan mengkonsumsi narkotika tersebut. Malah berbalik hidupnya hancur berantakan. berlanjut di tahun 2006, Wesli memutuskan berhenti Narkoba dan beralih ke oral metadhone. Sebenarnya dalam hatinya ada rasa ketakutan, tetapi sudah terlanjur jauh menggunakan narkotika.
Hari demi hari Wesli melihat teman-temannya keracunan obat seolah syndrom steven johnson setelah beralih ke metadhone. Membuat dirinya takut dan memilih untuk mundur berjuang untuk sembuh terbebas dari semua keterpurukannya.
Wesli mulai berpikiran untuk menjaga kesehatan, mulai produktif lagi, dan memberanikan diri ikut tes VCT (Voluntary Counseling and Testing) yang meskipun sudah tahu hasilnya positif. Ternyata hasilnya Reaktif dan positif. Perjuangan Wesli rutin minum obat metadone membuahkan hasil yang baik. Hasil CD4 berangsur-angsur membaik, viral load 3 kali viral load antitoksin. Wesli mempunyai mantan istri dan anak sama sekali tidak positif HIV. Rasa ketakutan seakan akan hilang karena niat dan tekad bulat untuk hidup sehat.
Dari kisah Wesli, kita bisa belajar bahwa segala tindakan merusak kesehatan akan berujung dengan penyakit. Karena harga sehat itu sangatlah mahal dan tidak bisa dikembalikan ke keadaan semula.
Nah, jika ada keluarga merupakan ODHA segera melakukan screening dan melakukan pengobatan karena "Saya Berani, Saya Sehat dan Ada Obat, Ada Jalan". Segala penyakit #adaobatadajalan Saya Berani Saya Sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar