“Saya seorang ibu rumah tangga memiliki anak dan suami. Saya adalah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang sudah 15 tahun bergelut di dunia obat ARV. Saya selalu mengkonsumsinya sampai sekarang untuk menjaga daya tahan tubuh dari virus HIV AIDS. Dulu aku terinfeksi HIV AIDS sekitar tahun 2001 dari mantan suami. Saat itu saya sedang mengandung 4 bulan. Dunia seakan runtuh ketika mengetahui penyakit ini menyatu dengan tubuh saya. Perasaan hancur, bingung, sedih karena tak tahu harus berbuat apa. Bayangan kematian seperti menghantui saya.
Ibu Neneng Yuliani seorang ODHA |
Setahun kemudian suami saya meninggal dunia akibat HIV AIDS yang pada saat itu belum tahu cara mengobatinya. Saya dibenci dan dijauhi oleh semua orang bahkan keluarga dekat sendiri. Karena takut tertular HIV AIDS ini. Tapi saya berjuang melawan penyakit ini dan tidak mau kalah dengan HIV. Apapun caranya harus saya lakukan yang penting saya harus hidup dan sehat demi ke tiga anak dengan status negatif HIV AIDS".
Dengan begitu survive nya Ibu Neneng Yuliani mengungkapkan dirinya bahwa segala masalah pasti ada jalan. Hati dan perasaan siapa yang tidak hancur, jika mengalami penyakit yang resikonya sangat besar bagi diri sendiri dan orang sekitar. Hal ini lah yang dirasakan Ibu Neneng sebagai seorang carry HIV AIDS yang memiliki anak yang tidak tertular sama sekali. Karena Ibu Neneng sangat patuh pada peraturan pengobatannya yang membuat dia lebih survive lagi menjalani hidup.
Untuk mengisi kesehariannya, Ibu Neneng aktif dalam "Yayasan Syair Untuk Sahabat" sharing and caring kepada penderita ODHA. Solusi apa saja yang dilakukan supaya bisa sembuh dari penyakit HIV AIDS. Bertepatan hari Peringatan Hari AIDS Sedunia.
*******
Cegah HIV AIDS dengan ARV |
Berbicara tentang penyakit menular, membuat aku sedikit bergeming dan bergidik. Seperti yang kita ketahui penyakit yang pengobatannya agak susah dan terindikasi menular. Misalnya HIV AIDS, TBC, Penyakit kulit dan penyakit lainnya. Mendengar penyakit ini ngeri-ngeri sedap ya. Kira-kira Ibu Neneng mengkonsumsi obat apa ya selama menjadi ODHA?
Inilah menjadi salah satu alasan aku bertemu dengan Ibu Neneng dan teman-teman blogger. Bertempat di Ruang Rapat Germas pada tanggal 5 Desember 2018 untuk menghadiri Talkshow yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan RI yang bertajuk "Kebijakan Dan Strategi Pencegahan Dan Pengendalian HIV AIDS Dan PIMS" untuk mengenal dekat dengan penanganan, pencegahan dan pengobatan HIV AIDS.
Kebijakan Dan Strategi Pencegahan Dan Pengendalian HIV AIDS Dan PIMS |
Penyakit HIV AIDS secara global diperingati setiap tanggal 1 Desember dan negara kita Indonesia turut memperingati Hari AIDS Sedunia. Apa sebenarnya penyakit HIV AIDS yang menjadi ketakutan masyarakat?
Apa itu HIV AIDS dan Cara Penularannya?
HIV AIDS yang kita kenal dengan lambang pita berwarna merah dengan bentuk huruf V yang artinya Victory atau kemenangan. Sesuai dengan pengertiannya pengidap HIV AIDS harus kuat melawan virus yang menyerang kekebalan tubuh ini.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang terdapat dalam tubuh manusia dan menyebabkan turunnya kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak mampu lagi melindungi dari berbagai penyakit lain yang menyertainya (infeksi oportunistik).
AIDS (Acquired Immunodeficiency Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala dan tanda fisik (infeksi oportunistik) karena penurunan kekebalan tubuh akibat tertular virus HIV dari yang lain.
Moderator, Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, Ibu Neneng (Kiri-Kanan) |
Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes mengatakan bahwa "HIV AIDS masih menjadi penyakit yang menakutkan bagi masyarakat. Padahal secara kesehatan bahwa virus HIV TIDAK MENULAR". Namun dapat terjadi penularannya melalui :
1. Melakukan hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi HIV. Peluang penularan semakin besar jika bergonta-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom. Tindakan seksual dapat berupa seks oral (mulut), vaginal dan anal (dubur).
2. Menggunakan jarum suntik, alat tindik, alat tato bersamaan. Transfusi darah dan produk darah lainnya yang terkontaminasi HIV. Makanya perlu skrining darah saat donor.
3. Ibu hamil yang terinfeksi HIV ke bayi yang dikandung. Penularan dapat terjadi selama kehamilan, melahirkan dan menyusui.
Cara penularannya inilah yang membuat masyarakat menjauhi ODHA. Khawatir dan takut melakukan atau memakai sesuatu secara bersamaan dalam hal apapun itu. HIV AIDS tidak menularkan virusnya melalui ciuman, pelukan, penggunaan WC bersama, sentuhan, alat makan, gigitan nyamuk, tinggal serumah, berenang bersama, keringat bahkan bertukar pakaian.
HIV menyerang kekebalan tubuh tepatnya pada sel darah putih (limfosit) sehingga kekebalan tubuh menurun. Virus HIV Memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri yang terus menerus menyerang penderita hingga meninggal.
Jujur banget aku baru mengetahui kalau HIV terdapat di dalam darah dan cairan lainnya seperti sperma, cairan vagina dan air susu ibu (ASI). Pantesan janin dan bayi gampang terkena HIV AIDS jika tidak ditangani dengan pengobatan.
Bagaimana Cara Mencegah Penularan HIV AIDS?
Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1987 sampai saat ini telah tersebar di Indonesia. Propinsi paling banyak kuotanya adalah Papua. Data terakhir yang Kementrian Kesehatan RI miliki sampai bulan Juni 2018, jumlah kasus baru HIV di Indonesia adalah 301.959 orang (47% dari estimasi ODHA) dan jumlah AIDS 108.829. Sampai saat ini ODHA yang mendapat pengobatan ARV sebanyak 65.826 orang.
Survive Ibu Neneng menjalani pengobatan seumur hidup |
Sekarang yang menjadi pertanyaannya bagaimana cara mencegah penularan HIV AIDS?
A : Abstinence
Jauhi melakukan hubungan seksual berisiko.
B : Be Faithful
Bersikap saling setia dengan pasangan utamakan kesehatan.
C : Use Condom
Saat melakukan hubungan seksual selalu pakai Condom secara benar dan konsisten.
D : No Drug
Menghindari penggunaan jarum suntik tidak steril secara bergantian.
E : Education
Mencari informasi HIV AIDS yang tepat dan benar diperoleh dari layanan kesehatan.
Selain itu, kita harus tetap menjaga kebersihan diri supaya tubuh kebal dan tidak mudah terjangkit virus berbahaya. Karena hidup sehat itu kita yang menentukan sendiri.
Apa yang dapat dilakukan penderita HIV AIDS?
Penderita ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) pasti akan merasa bosan dan jenuh dalam meminum obat setiap hari. Dengan harapan terbebas dari penyakit yang dideritanya. Sebisa mungkin pihak keluarga untuk memberi semangat dan mengingatkannya jadwal minum obatnya.
Dengan melakukan tes HIV, penderita ODHA bisa mendapat pengobatan dengan cepat. Dengan harapan mengurangi resiko munculnya penyakit lain seperti TBC, kandidiasis, toksoplasma, pneunomia, pneumocytis dll, mencegah HIV berkembang menjadi AIDS, mencegah penularan HIV.
Untuk menghindari penularan dan peningkatan virus HIV AIDS tidak melakukan seks beresiko seperti ganti–ganti pasangan, mengikuti program pencegahan penularan HIV dari Ibu ke anak skrining darah donor dan organ tubuh dan tidak mengunakan narkoba.
Bagaimana Cara Mengobati HIV AIDS?
Rasa ketakutan aku akan penyakit HIV AIDS terjawab sudah setelah mendengar pemaparan dari Dr. Wiendra. Bahwa penularannya bukan seperti cerita yang aku dengar selama ini. Serta penanganan dan penyembuhannya pun sudah bisa dilakukan.
AIDS dapat terjadi 5-10 tahun sejak sudah terinfeksi HIV, jika tidak segera diobati. Dengan meminum obat ARV bisa menekan jumlah virus dalam darah menjadi sangat rendah (viral load) sehingga tidak dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Setiap orang yang mempunyai risiko terinfeksi HIV dianjurkan melakukan tes HIV untuk mengetahui statusnya. Jika kita mengetahui ada ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) kita harus mengingatkan untuk melakukan pengobatan. Bukan malah menjauhinya, yuk kita mengajak mereka untuk melakukan tes HIV. Setelah itu harus patuh dan turut pada pengobatan minum ARV.
ARV adalah obat bagi ODHA untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah HIV dalam tubuh agar tidak terkena infeksi oportunistik sehingga bisa hidup lebih sehat. ARV dikonsumsi seumur hidup sehingga penting menjaga kedisiplinan minum obat.
Sesuai dengan saran dan konsultasi dokter mengkonsumsi setiap 12 jam sekali, misal minum jam 9 pagi, maka minum obat lagi jam 9 malam. Ada juga yang tentang waktunya 24 jam yaitu obat kombinasi dosis berisi Tenofovir, Lamifudin, dan Efavirens (TDF, 3TC, EFV) yang dikemas dalam 1 tablet, 1 kali sehari, pada waktu yang sama.
Bagaimana Target Pencapaian 3 Zero HIV AIDS?
Dari tahun 2012 sampai 2018 progress respon Kementrian Kesehatan RI terus meningkat. Hal ini bisa dilihat dari upaya percepatan pencapaian target HIV AIDS. Kementrian Kesehatan RI memiliki program bernama STOP.
Upaya lainnya 3 Zero target 2030 yaitu Zero New HIV Infection, 3 Zero AIDS related death dan 3 Zero discrimination. Saat ini upaya percepatan pencapaian target program HIV AIDS dengan program STOP :
S : Suluh artinya masyarakat paham HIV.
T : Temukan artinya 90% ODHA tahu statusnya.
O : Obati artinya 90% ODHA mendapatkan ARV
P : Pertahankan artinya 90% ODHA yang ARV tidak terdeteksi virus
STOP tidak hanya berlaku bagi pengidap HIV AIDS, tetapi juga berlaku terhadap masyarakat luas. Bagaimana menghadapi ODHA dan pencegahan HIV AIDS. STOP bagi masyarakat sekitar untuk mendiskriminasi para ODHA karena mereka juga layak hidup produktif seperti orang sehat lainnya.
Terkadang paradima orang jaman dulu bahwa edukasi tentang penyakit seks atau menular adalah sesuatu hal yang tabu. Namun dengan STOP mengedukasi kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah. Biasanya SMP sudah bisa diberikan, menganjurkan hidup sehat dan merubah paradigma baru mengenai HIV AIDS.
Sistem pengobatan di negara Indonesia sudah semakin bagus. Terutama penyakit-penyakit yang dulunya sudah disembuhkan. Jadi, kalau ada orang yang bilang penyakit HIV AIDS tidak ada obatnya itu salah besar. Program pemerintah sudah memberikan pengobatan gratis bagi pengidap HIV AIDS.
Maka dari itu, perlu diadakan edukasi dan sosialisasi tentang pengobatan dan penanganan penyakit HIV AIDS dengan mengkonsumsi ARV. Sebisa mungkin, aku sebagai warga yang peduli akan informasi penting tentang kesehatan turut menyebarkan kabar bagus ini. Pengidap HIV AIDS bisa hidup berkualitas dan sehat jika rutin minum obat buktikan #SayaBeraniSayaSehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar