Berbicara tentang sejarah, saya jadi teringat dengan masa sekolah. Belajar mulai dari masa penjajahan, kemerdekaan dan reformasi bangsa Indonesia tercinta ini. Belajar sejarah bukan hanya sekedar belajar saja. Tetapi perlu memahami dan mengingat sejarah.
Bedah Buku Pidato Bung Karno "Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah" |
Mengingat kemerdakaan Indonesia, tentu juga mengingat Presiden Soekarno atau biasa disapa dengan Bung Karno. Yang begitu sangat mendedikasikan jiwa dan raganya bagi kemerdekaan rakyat. Seperti kata-kata beliau pada isi pidatonya "Jasmerah - Jangan sekali-kali Meninggalkan Sejarah (Never Leave History)". Beliau sebagai amanat proklamasi pada ulang tahun kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1966.
Dengan rasa cinta tanah air dan Never Leave History, saya berkesempatan menghadiri Bedah Buku (Pidato Bung Karno) yang diselenggarakan di Perpustakaan Nasional RI, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat 15 Mei 2019. Sungguh sebuah kebanggan bagi saya bisa menghadiri acara tersebut yang menghadirkan para narasumber yang memiliki banyak ilmu tentang sejarah Indonesia.
Mengingat hari pelaksanaan Bedah buku "Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah" merupakan bagian dari peringatan Ulang Tahun ke-39 Perpusnas RI. Yang turut mengundang 250 peserta dari berbagai kalangan. Baik itu mahasiswa, pelajar, insan media dan masyarakat umum. Jujur saja ini pengalaman pertama sekali bagi saya mengikuti bedah buku di perpusnas.
Para Narasumber Bedah Buku Pidato Bung Karno "Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah" |
Dijaman serba digitalisasi sekarang ini rasa gemar membaca sudah merosot menurun. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Janti Sukamarini perwakilan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Proklamator Bung Karno "Dapur Nasionalisme Indonesia" mengatakan bahwa tidak henti-hentinya menggerakkan semangat budaya gemar membaca sejarah bahkan rasa nasionalisme Bung Karno jaman dulu kepada generasi muda sekarang ini. Sehingga sejarah Indonesia tetap terpatri dan terlestarikan bagi generasi yang akan datang.
Sedikit terketuk hati saya mendengar sambutan Ibu Janti, kalau bukan kita generasi muda siapa lagi yang akan melestarikan dan melanjutkan revolusi Indonesia. Membaca saja sudah mulai berkurang dengan tidak bertambahnya kunjungan ke perpusnas.
Ibu Janti Sukamarini Unit Pelaksana Teknis (UPT) Proklamator Bung Karno "Dapur Nasionalisme Indonesia" |
Ibu Sri Sumekar selaku Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI mengatakan bahwa sejarah tidak bisa ditinggalkan dan selalu relevan. Bedah buku kali ini akan mengupas tuntas pemikiran Soekarno perihal pergolakan politik, sejarah revolusi bangsa dan kondisi ekonomi pada masa itu. Beliau juga menghimbau agar generasi sekarang ini mulai belajar lagi tentang sejarah yang harus kita tanamkan untuk generasi mendatang.
Sejak dari awal acara, saya selalu bertanya-tanya sebenarnya apa isi dari pidaro Bung Karno dan kenapa rakyat Indonesia harus mengingat pidato tersebut?. Mungkin kebanyakan orang awam seperti saya diluaran sana sangat banyak yang tidak mengetahui apa itu isi pidato beliau.
"Hasil-hasil positif yang sudah dicapai dimasa yang lampau jangan dibuang begitu saja. Membuang hasil-hasil positif dari masa lampau tidak mungkin. Sebab kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan dimasa yang lampau, yaitu hasil-hasil macam perjuangan dari generasi nenek moyang kita sampai kepada generasi yang sekarang ini."
Presiden Soekarno pada orasinya menyampaikan perjalanan bangsa dan negara selama 21 tahun pascaproklamasi kemerdekaan. Menurut beliau tahun dimana pidato tersebut disuarakan merupakan tahun gawat. Mengingat tahun sebelumnya peristiwa berdarah "GESTOK" (Gerakan Satu Oktober) yang terjadi pada tanggal 1 Oktober dulu saya pelajari sejarah Gerakan G30S/PKI. Dimana banyak pahlawan revolusi kita dibantai oleh penjajah. Sebab akibat dari peristiwa kejam itu masih bergejolak termasuk surat Perintah 11 Maret yang membuat Soekarno mencanangkan pentingnya mempelajari sejarah.
Dr. dr. Rushdy Hoesein, M.Hum seorang sejarawan mengatakan bahwa jaman tersebut Soekarno tidak pernah menyinggung jasmerah namun saat itu beliau memberi judul pidato untuk mempertahankan garis politiknya. Progresif revolusioner yang mengakibatkan perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat. Nah pada masa itu Bung Karno dikenal sebagai Pemimpin Besar Revolusi.
Melalui Bedah buku pidato Soekarno mengajak kita untuk memahami jasmerah. Abraham Lincoln mengatakan "One Cannot Escape Hisory" berarti orang tidak dapat melepaskan diri dari sejarah. Tetapi "Never Leave History" akan membawa kita ke masa depan yang jauh lebih baik.
Dengan terjadinya Gestok pada tahun 1965 menandai betapa hebatnya godaan cobaan dan godaan perjuangan yang menghantam kesatuan jiwa revolusi Indonesia. Dr. Suyatno seorang akademis mengatkan bahwa betapa mengerikannya kehidupan dan perjuangan masa revolusi menghadapi periode krusial dengan terjadinya Gestok. Fakta-fakta menunjukkan bahwa perpecahan hanya membawa kita pada keruntuhan.
Sekarang pertanyaannya kenapa kita hraus mengingat sejarah ini?. Jawabannya adalah masa lampau sangat berguna sekali untuk menjadi kaca dan tidak membuang hal-hal positif dimasa lampau. Karena akumulasi hasil-hasil perjuangan bangsa kita menuju kemerdekaan. Sejarah dan revolusi tidak pernah berhenti, sejarah selalu berjalan terus.
Perbincangan pun semakin hangat dengan hadirnya Bapak Roso Daras seorang penulis yang membuat saya tertarik akan pemaparan beliau akan "Jangan Sekali-kali Melupakan Tumpah Darah (Berselancarlah)". Menurut beliau ada sejumlah fakta menarik dari pidato Soekarno yaitu :
1. Pidato tersebut tercatat dalam sejarah sebagai pidato (17-an) yang terkahir. Karena tahun 1967 sudah digantikan Soeharto.
2. Topik dan persoalan yang diangkat sangat aktual pada zamannya. Misalnya ancaman imperialisme, tentang pertikaian antar elite politik, ancaman desintegrasi bangsa, ekonomi suram, nilai tukar rupiah anjlok, generasi muda keranjingan budaya barat dan anak-anak keracunan komik lain sebagainya.
3. Pesan "Jangan Meninggalkan sejarah" yang terus digaungkan.
Seperti yang kita ketahui sebuah bangsa memang cenderung melupakan sejarah setidaknya membelokkan sejarah. Bagaimana ini bisa terjadi pada generasi sekarang dan generasi mendatang. Dengan harapan generasi muda, kaum milenial mengkaji, mempelajari dan menjadikan pidato Bung Karno sebagai sebuah pelajaran dan tuntutan untuk menggapai harapan ke masa depan.
Dengan berselancar melawan derasnya arus yang mulai mengguncang sejarah. Sejarah menjadi pondasi yang kuat buat masa depan. Setidaknya generasi milenial memiliki dan mendalami sejarah sebagai guru. Bung Karno saja memiliki guru yang selalu memberikan ide cemerlang dan masukan yaitu karl Mark. Kenapa kita generasi muda kalah dengan beliau?.
Nah, mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk cinta terhadap Indonesia dengan sejarahnya. Kita ambil Hasil-hasil positif yang sudah dicapai dimasa yang lampau. Sebab kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan dimasa yang lampau, yaitu hasil-hasil macam perjuangan dari generasi nenek moyang kita sampai kepada generasi yang sekarang ini.
Bisa juga memulainya gemar membaca buku-buku sejarah. Untuk membaca Bedah Buku Pidato Soekarno sudah tersedia di Perpustakaan Nasional RI. Mari kita memegang teguh sejarah dan mempelajari hal-hal baik dan positif. Kalau sudah diingatkan akan sejarah Bangsa Indonesia berasa pingin kembali ke masa sekolah ya.
14 komentar:
Orasi Bung Karno memang selalu menggetarkan ya kak..
Fontnya 'BLOCK' semua, ini settingannya atau nulisnya sangat bersemangat kak
One of dabest presidents in da world beliau ini. Moga-moga generasi muda makin banyak yang suka sejarah ya. Dan mau belajar minimal sejarah daerah dan negaranya sendiri dulu
Jujur dulu belajar sejarah itu masih males-malesan, sekarang malah tertarik, cari info dan belajar melalui buku dan internet.
Orang-orang terpilih yang bisa menjadi pemimpin suatu negara. Salah satu tokoh yang sangat kukagumi.
Pemimpin negara yang penuh karisma, dan jasa yang sungguh tidak akan pernah terlupakan
Beliau salah satu tokoh yang aku kagumi dengan gagasan"an beliau. Keren buku ini memberikan banyak sekali pesan untuk para penerus bangsa
Sebab kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan dimasa yang lampau, yaitu hasil-hasil macam perjuangan dari generasi nenek moyang kita sampai kepada generasi yang sekarang ini.
Saya setuju banget dengan statement ini
Tulisannya bagus dan berisi sekali tentang Bung Karno yang kita kagumi. Btw, Saya pengen cari bukunya karena saya suka pelajaran sejarah.
Banyak sekali pelajaran di masa lampau yang bisa kita jadikan acuan untuk perilaku di masa sekarang ya. Keren mbak bisa ikutan acara ini :)
Memang bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pendiri bangsa dan pahlawan nasional nya
yaa mau bagaimana juga yang namanya sejarah itu kan memang bagian dari hidup kita yaa, jadi bener jangan ditinggalkan atau dilupakan. karena sejarah juga bisa dijadikan sebagai bahan refleksi untuk kedepannya agar jadi lebih baik
Kebetualan sejarah adalah favorit pelajaran aku. Buat aku membaca sejarah bisa memperbaiki kehidupan bangsa kedepannya jadi lebih baik.
Pelajaran sejarah pas zaman sekolah suka. Kalau ujian dihafal senang banget kayak cerita dongeng gity. Habis ujian wes udah lupa
Posting Komentar